gozolt.com – Sejarah Polri: Transformasi Kepolisian Indonesia. Kepolisian di Indonesia memainkan peran penting dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Perjalanan panjang institusi ini, dari masa kolonial hingga era modern, mencerminkan perubahan politik, sosial, dan budaya yang terjadi di negeri ini. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah lengkap kepolisian di Indonesia, mulai dari masa penjajahan Belanda hingga menjadi Polri yang kita kenal sekarang.
Masa Kolonial Belanda (1600-an – 1942)
Sejarah kepolisian di Indonesia bermula pada masa kolonial Belanda. Pada awalnya, penjajah Belanda mendirikan sistem keamanan yang bertujuan untuk melindungi kepentingan kolonial mereka. Pada abad ke-17, di bawah pemerintahan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), fungsi kepolisian dipegang oleh pasukan keamanan yang disebut Schutterij. Tugas utama mereka adalah menjaga ketertiban dan melindungi aset-aset Belanda dari gangguan eksternal maupun internal.
Pada abad ke-19, Belanda mulai membentuk organisasi kepolisian yang lebih formal. Pada tahun 1897, di bentuklah Netherlands Indies Politie, yang kemudian berkembang menjadi Het Politie Korps, organisasi kepolisian yang bertugas mengawasi keamanan di Hindia Belanda. Polisi pada masa ini lebih difokuskan pada pengawasan terhadap rakyat pribumi dan penindasan terhadap gerakan perlawanan terhadap penjajah.
Sejarah Polri Masa Pendudukan Jepang (1942-1945)
Ketika Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942, sistem kepolisian di Indonesia mengalami perubahan signifikan. Jepang membubarkan kepolisian Hindia Belanda dan membentuk kepolisian baru yang disebut Keisatsutai. Polisi ini berfungsi untuk mendukung kebijakan militer Jepang dan menekan perlawanan rakyat. Meskipun demikian, masa pendudukan Jepang memberikan kesempatan bagi banyak orang Indonesia untuk berperan aktif dalam kepolisian, yang sebelumnya lebih di dominasi oleh orang-orang Belanda.
Masa Awal Kemerdekaan (1945-1950)
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, pemerintah Indonesia segera membentuk kepolisian nasional yang di kenal sebagai Kepolisian Negara Republik Indonesia (KNRI). Pada 19 Agustus 1945, Presiden Soekarno mengangkat Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo sebagai Kepala Kepolisian Negara pertama, menandai pembentukan resmi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Pada masa revolusi kemerdekaan (1945-1949), Polri berperan penting dalam menjaga keamanan negara yang baru merdeka. Mereka juga terlibat dalam berbagai pertempuran melawan tentara Belanda yang berusaha untuk kembali menguasai Indonesia. Kepolisian Indonesia juga bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mempertahankan kedaulatan negara.
Masa Orde Lama (1950-1966)
Pada era Orde Lama, kepolisian Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Pada tahun 1959, status Polri sebagai institusi yang berdiri sendiri di bawah Presiden di perkuat. Kemudian, Polri terlibat dalam berbagai operasi keamanan, termasuk penumpasan pemberontakan DI/TII, PRRI/Permesta, dan pemberontakan lainnya yang mengancam keutuhan negara.
Namun, pada masa Orde Lama, Polri juga mengalami tantangan besar, terutama dalam menghadapi dinamika politik yang bergejolak. Kepolisian sering kali di gunakan untuk tujuan politik oleh pemerintah saat itu, terutama dalam menekan lawan-lawan politik Presiden Soekarno.
Sejarah Polri Masa Orde Baru (1966-1998)
Pada masa Orde Baru di bawah Presiden Soeharto, Polri di gabungkan dengan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) pada tahun 1967. Penggabungan ini bertujuan untuk memperkuat kontrol negara atas keamanan dan ketertiban. Namun, sebagai bagian dari ABRI, Polri sering kali di gunakan untuk menekan oposisi politik dan mengawasi aktivitas masyarakat yang di anggap berpotensi mengancam stabilitas rezim Orde Baru.
Pada masa ini, Polri juga terlibat dalam berbagai operasi keamanan besar, termasuk penumpasan pemberontakan di berbagai wilayah Indonesia. Polri juga memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas selama pembangunan ekonomi yang pesat pada era Orde Baru.
Masa Reformasi dan Kemandirian Sejarah Polri (1998-sekarang)
Reformasi pada tahun 1998 menandai awal perubahan besar dalam struktur Polri. Pada tahun 1999, melalui Ketetapan MPR No. VI dan No. VII, Polri di pisahkan dari ABRI (yang kemudian menjadi TNI) dan di kembalikan sebagai institusi yang berdiri sendiri di bawah Presiden. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme Polri dan memisahkan fungsi keamanan sipil dari militer.
Sejak masa reformasi, Polri terus berupaya meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme dalam menjalankan tugasnya. Polri juga menghadapi tantangan baru, termasuk dalam menangani terorisme, konflik horizontal, dan kejahatan transnasional. Sejumlah perubahan signifikan dalam tubuh Polri, termasuk peningkatan pelatihan dan peralatan, telah di lakukan untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut.
Kesimpulan
Sejarah kepolisian di Indonesia mencerminkan perjalanan panjang bangsa ini, dari masa penjajahan hingga era modern. Polri telah berkembang dari sebuah institusi yang dulunya berfungsi untuk kepentingan penjajah, menjadi institusi yang bertugas melindungi dan melayani masyarakat Indonesia. Meskipun menghadapi banyak tantangan, Polri terus berupaya meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi harapan masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban di seluruh penjuru negeri.