Prambanan: Mahakarya Hindu di Jawa dan Kisah Roro Jonggrang

Prambanan: Mahakarya Hindu di Jawa dan Kisah Roro Jonggrang

gozolt.com – Prambanan: Mahakarya Hindu di Jawa dan Kisah Roro Jonggrang. Candi Prambanan, yang juga dikenal sebagai Candi Roro Jonggrang, adalah salah satu situs candi Hindu terbesar di Indonesia dan menjadi warisan budaya yang sangat penting. Terletak di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, candi ini merupakan salah satu mahakarya arsitektur kuno yang mencerminkan kejayaan kerajaan Hindu di Tanah Jawa. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah, arsitektur, dan legenda di balik Candi Prambanan.

Asal Usul dan Sejarah Pembangunan Prambanan

Latar Belakang

Candi Prambanan dibangun pada abad ke-9 Masehi oleh Rakai Pikatan, raja dari Wangsa Sanjaya, sebagai wujud penghormatan kepada dewa-dewa Hindu, terutama Dewa Siwa. Candi ini didirikan setelah masa kejayaan Candi Borobudur, yang merupakan candi Buddha terbesar di dunia. Pembangunan Prambanan menandai kembalinya kekuasaan Hindu di Jawa setelah dominasi Buddha di bawah Dinasti Syailendra.

Pembangunan Candi

Candi Prambanan awalnya dibangun untuk menandingi kemegahan Candi Borobudur dan candi-candi lain di Jawa Tengah. Kompleks ini terdiri dari lebih dari 240 candi dengan candi utama yang didedikasikan untuk Trimurti dalam kepercayaan Hindu: Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa. Candi Siwa, sebagai candi terbesar dan tertinggi, menempati posisi sentral dan memiliki tinggi sekitar 47 meter.

Setelah pembangunan awal, kompleks candi ini mengalami perluasan dan renovasi di bawah raja-raja penerus. Namun, pada abad ke-10, pusat kekuasaan di Jawa berpindah ke Jawa Timur, dan Candi Prambanan mulai di tinggalkan serta mengalami kerusakan akibat gempa bumi dan aktivitas vulkanik.

Arsitektur dan Seni Religius

Struktur dan Tata Letak

Candi Prambanan di desain dengan pola mandala, sebuah konsep yang sangat penting dalam arsitektur Hindu. Kompleks candi ini terdiri dari tiga zona utama: zona luar (Bhurloka), zona tengah (Bhuvarloka), dan zona dalam (Svarloka), yang masing-masing melambangkan dunia fisik, dunia antara, dan dunia spiritual.

Zona dalam adalah yang paling suci, dan di sini terdapat tiga candi utama yang di dedikasikan untuk Trimurti:

  • Candi Siwa: Candi terbesar, yang menampung arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter. Di dalamnya juga terdapat arca Durga (yang di kenal sebagai Roro Jonggrang dalam legenda lokal), Agastya, dan Ganesha.
  • Candi Brahma: Berisi arca Brahma dan terletak di sebelah selatan Candi Siwa.
  • Candi Wisnu: Berisi arca Wisnu dan terletak di sebelah utara Candi Siwa.

Selain candi-candi utama, terdapat pula candi-candi perwara atau pendamping yang mengelilingi candi-candi utama, termasuk candi untuk kendaraan Trimurti: Nandi (lembu), Garuda (elang), dan Hamsa (angsa).

Seni dan Relief

Candi Prambanan terkenal dengan reliefnya yang menggambarkan kisah epik Ramayana dan Bhagavata Purana. Relief ini di pahat dengan detail yang menakjubkan, menceritakan kisah Rama, Sinta, dan Rahwana serta petualangan mereka yang legendaris. Seni pahat yang rumit ini mencerminkan keahlian luar biasa para seniman pada masa itu, serta kedalaman spiritualitas dan religiositas masyarakat Jawa Kuno.

Lihat Juga:  Dari Leonardo da Vinci ke Wright Bersaudara: Sejarah Penciptaan Pesawat Terbang

Legenda Roro Jonggrang

Kisah Legendaris

Di balik megahnya Candi Prambanan, terdapat sebuah legenda yang sangat populer di kalangan masyarakat Jawa, yaitu kisah Roro Jonggrang. Menurut legenda, Roro Jonggrang adalah seorang putri yang cantik jelita, putri dari Raja Boko. Seorang pangeran bernama Bandung Bondowoso jatuh cinta padanya dan ingin menikahinya. Namun, Roro Jonggrang tidak menyukai Bandung Bondowoso dan memberikan syarat yang mustahil: ia akan menikah dengan syarat Bandung harus membangun seribu candi dalam satu malam.

Dengan bantuan kekuatan magis, Bandung Bondowoso hampir berhasil menyelesaikan tugasnya. Namun, Roro Jonggrang berusaha menggagalkan usaha tersebut dengan memerintahkan para wanita desa untuk menumbuk padi dan membuat suara ayam berkokok lebih awal, yang membuat jin-jin yang membantu Bandung menghentikan pekerjaannya. Marah karena di tipu, Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca yang sekarang menjadi bagian dari Candi Siwa di Prambanan.

Makna Legenda

Legenda Roro Jonggrang menggambarkan kisah tentang cinta, pengkhianatan, dan balas dendam, yang menjadi bagian integral dari budaya dan tradisi lisan masyarakat Jawa. Cerita ini juga menambah daya tarik mistis Candi Prambanan, menjadikannya tidak hanya sebagai situs sejarah, tetapi juga sebagai tempat yang sarat dengan nilai-nilai budaya dan spiritual.

Candi Prambanan di Era Modern

Restorasi dan Pemugaran

Setelah berabad-abad terlantar, Candi Prambanan mulai mendapatkan perhatian pada awal abad ke-20, ketika pemerintah kolonial Belanda memulai proses restorasi. Proses pemugaran ini berlangsung bertahap hingga akhirnya candi-candi utama berhasil di pulihkan ke bentuk aslinya. Pemugaran ini berlanjut hingga Indonesia merdeka, dengan upaya terus-menerus untuk menjaga dan melestarikan situs ini.

Pada tahun 1991, Candi Prambanan di akui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO, sebuah penghargaan yang juga mengukuhkan pentingnya candi ini dalam sejarah dan budaya dunia.

Prambanan Sebagai Destinasi Wisata

Saat ini, Candi Prambanan menjadi salah satu destinasi wisata paling populer di Indonesia, menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya. Kompleks candi ini juga menjadi pusat budaya, termasuk pertunjukan Ramayana Ballet yang menceritakan kisah Ramayana dengan latar Candi Prambanan.

Kesimpulan

Candi Prambanan adalah warisan budaya berharga Indonesia yang menampilkan arsitektur Hindu kuno dan menyimpan legenda kaya. Selain itu, keberadaan candi ini mengingatkan kita akan kejayaan masa lalu dan pentingnya melestarikan warisan budaya untuk generasi mendatang. Mengunjungi Candi Prambanan bukan hanya sebuah perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan melintasi waktu, sejarah, dan spiritualitas yang mendalam.